Seuntai nasehat kakak kepada adiknya
www.ummughazy.blogspot.com

Wahai adikku beribu langkah sudah kita lakukan. Beribu ungkapan telah kita uraikan dan beribu kenangan sudah kita tinggalkan. Dunia terasa terlihat luas, dunia terasa terlihat menawan dan dunia terasa harum dirasakan. Kelalaian inilah yang sering kita rasakan. Kita tidak faham bahwa ada bau busuk yang nyata menuai kecelakaan, ada kedurhakaan yang menyempitkan kubur kita sebai dunia baru jalan kekekalan, ada ungkapan pahit yang membinasakan.

Wahai adikku. Lihat lah orang-orang kafir melihat dunia begituterasa luas tetapi luas yang dipenuhi dengan hawa nafsu, kecongkakan dan kesombongan, luas kekekalan yang dianggap kelak tidak ada pembangkitan dan hisab yang memberatkan. Dan jua lihatlah orang-orang mukmin yang melihat dunia begitu luas karna amal-amal saleh yang berjuta milyar bisa dilakukan. Dan juga melihat dunia begitu sempit karna ketakutan kelak kubur yang menghimpit badan, belatung kalajengking yang melata dibadan, takut malaikat menanyakan sebagai catatan amal.

Memang dunia begitu luas. beribu ketundukan bisa kita lakukan, beribu tempat bisa menjadi saksi kemulyaan. Jangan hanya melihat satu jalan keagungan yang mungkin menyebabkan jalan lain tertutup awan hitam karna jalannya ada yang kurang tepat, jangan hanya melihat satu jalan yang mungkin akan memberatkan amalan. Dan jua jangan melihan satu kebaikan sebagai kebanggaan karna akan merobohkan.

Ya hanya satu pautan hati kita yaitu Allah penguasa hati. Pendidik terbaik, penentu harapan, pembolakbalik keadaan, yang mengetahu terbaik untuk badan. Kemanalagi harapan terlantun kalau tidak kepada penguasa alam yang Maha mengabulkan. Letakkan hati digenggaman Nya maka akan meringankan beban yang tak terangkat oleh tangan. Berapa banyak lantunan Ayat Allah yang tak tertunaikan?. Berapa banyak sunah nabi yang tertinggalkan?.

Dunia begitu luas bak pandangan para mujahid Badar yang tajam luas membentang, memberi semangat berkobar menerjang kaum kafirin yang terlaknatkan. Lihatlah dibuku-buku menceritakan akan sahabat berjuluk pedang Allah, singa padang pasir dll. Melantunkan takbir seraya mencabut pedang untuk kemulyaan agama Allah.

Ya adikku masih banyak PR yang harus kita kerjakan. Masih banyak saudara kita yang belum memahami jilbab sebagai kemulyaan diri, masih banyak saudara kita yang lalai akan kewajiban menuntut ilmu. Mulyakan agama islam denga ilmu yang kaudapat, dengan ilmu dambaan.

Pantang menyerah karna satu permasalahan. Masih beribumasalah yang harus kita lalui untuk bisa masuk kepada surga Allah, pantang lalai karna tersandung krikil kecil dari beribu krikir dijalanan. Memang banyak krikir dijalan dan harus kita lalui [Maka laluilah dengan berhati-hati sehingga tidak melukai, laluilah dengan berhati-hati maka akan menumbuhkan kemulyaan disisi Allah karna beribu krikil tersebut terkandung amalan kebaikan]. Pantang lalai berbuat kecuali hanya karna ingin mendapatkan keridaan Allah. Ya itulah harapan-harapan perbaikan.

Wahai adikku dirimulah yang mempunyai badan, yang menggunakan dan jua yang mempertanggung jawabkan. Bapak-ibu hanya bisa memberi doa kebaikan, kakakmu hanya bisa menasehatkan sehingga adikku menjadi insan beriman dicintai dan mencintai Allah. Jagalah kemulyaan jalan menuju Allah, jagalah diri karna kerapuhan.

Allah yang mengetahui yang terbaik bagi kita maka jadika sabar dan sholat sebagai penolongmu. Apapun kebaikan yang kita niatkan kalau Allah sebagai dasar pijakan niat maka…….. barakallahu fikum.

Wahai adikku lihatlah nun jauh di Palestina saudara-saudara kita mengorbandan harta jiwa untuk kemulyaan Islam dan apakah kita disini hanya begina saja?, sudah puas dengan keadaan yang pasti kita belum mengetahui bagaimana penilaian Allah atas amal perbuatan yang diusahakan? Dan kadang banyak kelalaian yang tertunaikan. Ini belum akhir perjuangan tapi awal permulaan perjuangan akhirat.

Wahai adikku kita harus menjadi pendobrak dunia, sebagai agen perubahan diri dan masyarakat, membentuk keluarga yang mempunyai cita-cita tuk reuni disurga kelak.

Tanamkan dalam amalan karna Allah, tanamkan takut dan malu karna dilihat oleh Allah. Pantang mengharap nilai pujian kepada mahluk yang pasti tidak ada nilainya, tidak ada manfaatnya. Biarlah diri menjadi kaum guraba [ orang yang terasing] tetapi selalu dekat dengan kekasih hati Allah dan Rasul Nya yang dinanti pertemuan.

Barakallahu fikum