Nikmat terbesar
www.ummughazy.blogspot.com
Beribu harapa-harapan yang terlontar dari mulut-mulut manusia yang penuh kelemahan. Didalam diri penuh harapan akan rizki yang banyak. Di dalam diri sahabatku menginginkan rumah yang mewah. Yang lainnya menginginkan mobil mentereng. Lain lagi menginginkan anak-anak yang membanggakan didunia. Lain lagi menginginkan baju bagus. Lainlagi menginginkan perhiasan yang menyilaukan.
Memang sulit kita menilai yang dahir dan yang batin [yang ghaib]. Yang terhihat dengan mata dan yang tidak nampak. Sebagian kita ada yang hanya bisa melihat apa yang bisa dipandang oleh mata saja. Kesenagan yang memuncak ketika tangan ini kejatuhan harta yang melimpah, tapi yang batin sama sekali tidak bisa mereka lihat apalagi merasakannya. Ketika hati kering kerontang akan iman maka sikap tenang dan rianglah yang memenuhi jiwa. Ketika sholat dan amalan ibadah lain penuh kelalaian maka sikap tanpa kekurangan lah yang menjadi warna buram dalam kehidupan.
Ada sebagian lain yang bisa melihat yang dhahir juga bisa melihat yang batin. Bak system panca indara ular yang selalu mendeteksi mangsa walau mata ular tidak bisa berfungsi seperti halnya mata manusia. Bak radar satelit yang selalu meneliti dan memantau lembah, bukit hutan, lautan dari permukaan bumi ini. Merekalah yang dua matanya berfungsi dengan baik yaitu mata dan mata hati. Ketika berlimpah rizki maka mereka menjadi manusia yang pintar bersyukur, ketika musibah terjadi maka mereka menjadikan sebuah ujian dan kesabaran.
Merekalah yang selalu bersedih karna kekurangan-kekurangan yang adapadadiri, yang selalu menjadikan sabar dan sholat sebagai penolong, yang menjadikan Allah tujuan, yang menjadikan saudaranya sahabat berjalan dalam kebaikan. Menjadikan cinta Allah dan Rasulnya sebagai harapan, muhasabah sebagai ciri kehidupan.
Maka jelaslah saudaraku buka harta benda lah nikmat terbesar tersebut tapi bagaimana dua mata kita akan bisa berfungsi dengan baik sehingga kita bisa melihat dua dunia yaitu yang dhahir[ dunia ] dan bati [Allah,akhirat, hari pembalasan dll] sehingga melahirkan sikap penghambaan, melahirkan harapan-harapan akan bimbingan dan hidayah dari Allah karna sikap kelemahan.
Dengan dua mata itulah kita bisa menempatkan fungsi dunia sebagai mana mestinya dan akhirat sebagaimana mestinya karna sudah tertanam pada diri bahwa antara dunia dan akhirat ada hubungan erat, ada jembatan tegap membentang yang menghantarkan, fainna dunya balaqun lill akhirah [ dunia adalah jembatan untuk akhirat].
Denga dua mata itulah seorang bapak tahu persis fungsinya sebagai pemimpin keluarga yang baik. Dengan dua mata seorang ibu bisa menjadi pendidik yang berkualitas yang menghantarkan putra-putrinya sebagai sang pejuang agama. Dengan dua mata itu manusia bisa menempatkan dengan baik fungsi kekhalifahan yang ditugaskan.
Semoga dua mata ini selalu terjaga dan selalu dijaga oleh Allah sehingga orientasi hidup hanya dari Allah-untuk Allah- dan kembali kepada Allah.


