Ribuan harapan satu yang menyelamatkan
www.ummughazy.blogspot.com

Kehidupan takubahnya sebuah kelapa yang yang terhanyut oleh deburan ombak. Terombang ambing dari pulau asal, tenggelam dan muncul dipermukaan. Berkelana tanpa kekuatan, takpunya harapan dan tak tahu tujuan. Kadang menabrak karang dan kadang harus menjadi sasaran perjalannan kapal. Kegelapan malam menjadi sebuah teman perjalanan. Pun panasnya terik menjadi pendamping kuatnya arus yang memutarmutar badan.
Kadang tertambat disebuah pantai yang diharapkan memberi kesuburan tuk tumbuh berkembang tapi ombak selalu memberi ketidak pastian sehingga dua tiga ombak menelantarkan ditengah perjalanna. Kadang hening menyejukkan dan kadang jua gemuruh karna keadaan.

Terlihat nun jauh disanan tanah harapan tapi apadaya tidak punya kekuatan. Hanya bisa menyanyikan harapan tertambat ditempat harapan mendapatkan kehidupan untuk menikmati kenikmatan dari sang pencipta.

Nada alam memang sangat menenangkan.Kadang ditemani ikan yang selalu mendapatkan penjagaan Nya. Kadang juga hanya gemuruh awan hitam tebal yang disertai percikan lintar.

Itulah sedikit gambaran perjalannan mahluk ciptaan Allah yang selalu mengharapkan kenikmatan akan akhir perjalanan. Yang tidak memiliki harapan dan kekuatan, akal pikiran tak semisal manusia yang diberi beribu keutamaan terutama akal dan kecerdasan. Ada banyak tujuan yang selalu menjadi kerinduan manusia. Tapi sayang seribu sayang kadang akal fikiran takubahnya sarana kedurhakaan sehingga tidak menjadi alat yang menghantarkan seseorang menemui hikmah kebaikan.

Satu langkah kaki seharusnya ada beribu maknan ketaatan. Dan satu makna ketaatan menunjukkan tujuan yang menjadi dambaan. Satu bukaan mata seharusnya ada beripu pelajaran akan kebesaran dan satu pelajaran kebesaran cukup untuk menetapkan keimanan.

Kelalaian memang keanehan. Karnanya yang nyata berubah menjadi yang maya dan yang maya menjadi sebuah yang nyata oleh pandangan manusia yang di tetapkan Al Quran sebagai seorang mahluk yang memiliki sifat lalai,keluh kesah, tidak bersukur. Surga dunia adalah kenyataan yang memenuhi ungkapan hatinya hingga lalai kehidupan pembalasan. Perjalanan tak ubahnya mahluk mati yang terombang-ambing oleh keadaan manusia. Ketika ombak membawanya kekekufuran maka dengan hati senang mengikuti dengan beripu harapan yang tidak jelas kapan terselesaikan. Ketika ombak kecil membawa kepada kebaikan maka tak ubahnya menjadi ejekan dan keanehan yang dihindarkan.

Perjalanan memang identik dengan proses panjang. Ada tempat pertambatan, persinggahan dan ada tempat tujuan. Maka berhati-hatilah ditempat persinggahan karna disana ada yang melengahkan. Dan memahami dunia sebagai persinggahan dan akhirat sebagi tujuan adalah kenikmatan dan membalik pemahaman adalah kecelakaan.

Bersinggah memerlukan tatanan dan masyarakat adalah tatanan yang terpenting. Keadaan masyarakat, tempat bergaul akan mempengaruhi tumbuh berkembangnya pemahaman akan tujuan. Maka berhati-hatilah dengannya. Sehingga Rasullullah menggambarkan pertemanan seseorang dengan penjual minyak wangi dan pandai besi.

Maka perhatikan wahai diri dipersinggahan ada beribu harapan dan tetapkan satu harapan akhir yang membahagiakan pertemuan dengan Allah yang menjadi tujuan kenikmatan.