Penuhi hari dengan lautan hikmah
www.ulilalbab1.blogspot.com
Tidur panjang telah membuka daun pintu kehidupan. Disepertiga malam keinginan selalu berjuang membuka tembok tebal benteng nafsu kelalaian. Tidak hanya satu- dua rekaat ingin ditunaikan tetapi dua-dua, empat-empat dan ditutup dengan tiga sujut yang ingin dipanjangkan. Mengharap Allah dan malaikan selalu tersenyum melihat badan yang sujut penuh penghambaan.
Tak terasa Bilal telah melantunkan lagu kebesaran sehingga telinga, kaki, tangan, mata, hati serentak berlarian kesebuah masjid kecil diatas perbukitan dengan mengawali dua rekaat sholat fajar di rumah surga dunia. Takbir, rukuk, sujud, doa menjadi amalan. Sehingga langkah kakilah yang terakhir dilakukan.
Pagi telah menampakkan keindahannya dan Allahlah Sang Maha Indah dan menyukai keindahan. Kenikmatan terasa ketika embun pagi menetes di dedaunan perbukitan yang menyejukkan. Warna merah merona menghantarkan matahari dari peraduan. Pandangan terhampar luas dengan cahaya lampu berkelip bak kunang-kunang yang berterbangan karna sikap sukur kepada Rabb Sang pemberi rahmat. Keasrian bukit yang memberi semangat kehidupan. Dedaunan berguguran bak kupu-kupu terbang sebagai keindahan ciptaan. Angin subuh berhembus menerpa dinding badan, menyejukkan, menggoyang dedaunan sehingga gemersik nyanyian mengenang Sang pemberi naungan. Ku tapaki langkah-langkah tangga jalan yang diharapkan menghantarkan ke keredaan. Langkah demi langkah tangga diselingi dengan lantunan dzikir mengharapkan bimbingan.
Tak terasa sudah didepan mata jalan raya keduniyaan dilintasi satu dua orang berkendaraan. Hati ingin selalu menyapa dan mendoakan tetapi terlalu laju karna mengejar keduniyaan. Ingin diri memberhentikan dan menanyakan kabar akhirat yang mungkin dilupakan. Moga laju kendaraannya tidak kalah dengan laju pengendara mengejar harapan akhirat.
Sebuah kursi kehidupan, duduk merenung sembari merasakan sapaan angina pagi yang berhembus menandakan kelembutan Sang Pencipta. Memang kadang langit begitu gelap, rintik gerimis hujan, jua cerah penuh gemerlap bintang dan bulan yang tinggal sabit terlihat. Merenungi keadaan, memuhasabah diri atas kelalaian. Sunyi sepi menyelimuti diri, meberi harapan terbang disisi Allah sang penentu tujuan.
Dunia memang kejam. salah harapan akan terasa sakit dibadan, nafsu membelenggu menandakan kehancuran. Langkah hari yang keliru memberi dunia terasa hampa. Dan fitrah manusia ketenangan hati terasa karna nikmat keimanan.
Tak terasa hari molai akan menampakkan cahaya. Terlihat seorang ibu tukang sapu jalanan yang membawa hikmah besar karna ingin menjadikan anak seorang ilmuwan. Kulihat jua seorang membawa motor beserta dua karung. Mengais sampah dengan harapan rongsokan tertumpuk digunakan. Ya hanya ingin anak-anak bisa merasakan sesuap kenikmatan dunia. Dan moga sesuap akhirat jua selalu mereka berikan kepada anak sebagai nafkah yang penuh damba.
Sesaat melihat jam telah berlahan laju tapi pasti. Sinar terang telah menyapa. Gemuruh awan bergulung mewarnai birunya langit sehingga lukisan alam terasa takjub dipandang. Melihat kekanan hijau rindang, melihat ke kiri biru luas membentang, melihat kebawah terdapat peradaban.
Langka selalu diperhatikan, sesekali berjalan melewati jalan panjang dengan harapan-harapan akan hikmah yang besar. Melihat manusia yang lalai akan keadaan sehingga hati ini menangis takut akan ajakan hawanafsu. Sesekali terdiam dan berhenti berjalan, takut ketika tidak tersadar diri akan mengikuti ombak kekufuran yang menggulung badan. Sesekali mendongakkan kepala karna keletihan hati akan jaring keduniyaan. Dan sesekali ingin tidur di jalan supaya hawanafsu keduniyaan segera acuh dari hadapan.
Selamat berjuang untuk akhiratmu wahai badan.
Beribu bekas tapak kaki di trotoar jalan entah kemana tujuan. Kulihat puntung rokok entah siapa yang menghisap batang penuh mudzharat kehidupan. Kulihat wanita berlalulalang yang lalai akan menjaga kemuliyaan badan. Kulihat supir angkot terlihat tanpa beban dosa yang memberatkan. Ya perjalanan. Moga diri ini terhindar dari sifat suudzon, dan moga saudara sekehidupan mendapatkan kenikmatan hidayah bak kejatuhan rizki yang didambakan.
Matahari sedikit demi sedikit mengikuti alur rotasi ketetapan. Bayangan sepanjang tombak sudah memberi sinyal duha telah akan ditunaikan. Air kehidupan bak secangkir es yang memberi kesejukan. Berkumur berharap ketaatan karna sunnah Nabi dijalankan seraya berharap kata-kata kasar dan kotor terjauh dari mulut sumber fitnah. Membasuh muka dan sela-sela mata berharap bersinar kelak dihadapan Allah dan terhindar dari pandangan yang membutakan hati. Hingga akhir basuhan kaki yang semoga langkah kebaikan akan selalu menjadi tapak kaki kehidupan. Dua rekaat minimal Rasullullah menyampaikan uswahnya. Atau jua bisa empat serta delapan. Doa
Matahari semakin naik ketahta tertinggi, jam pun molai bertemu antara dua jarum yang selalu memutar diangka tertinggi dari beberapa angka. Teringat dengan sholat fardu yang wajib dilaksanakan di rumah Allah penuh rahmat dan ampunan. Melihat sesekali jam berharap tidak telat dalam mengawali takbir permulaan. Tidak terpotong 27 derajat yang dijanjikan. Oya jangan lupa sholat wajib sangat dianjurkan bahkan ada ulamak yang mengatakan wajib tuk ditegakkan di masjid [ kusus ikhwan nih] dan sebaliknya sholat sunnah dan amalan sunnah lain lebih utama ditunaikan di rumah sehingga rumah bak surga dan terhindar dari suasana kuburan.
Azan pun berkumandang. Suara keras moga memberi getaran hati karna teringan
Langkah kaki kadang begitu semangat berlarian, tapi kadang lesu lemah jalan dengan pandangan yang kurang menentramkan. Memang diri ini mengerti bahwa keimanan seseorang akan turun dan naik. Tapi tetap hati optimis dalam melalui tangga keimanan sehingga satu-dua tiga harus tetap dipertahankan walau sesekali jatuh menuju tangga kedua lagi. Tapi dalam detik harus lebih baik dari detik sebelumnya sehingga bisa naik kembali ke tangga ketiga keempat bahkan sampai tangga puncak yang diharapkan.
Sholat pun usai dengan harapan nilai amalan yang dilakukan memiliki nilai di rapor akhirat. Teringat disaku ada kitab kecil berukuran 5 x 7 cm tuk pegangan yang Rasulullah wariskan sebagai tali pegangan. Kitab yang penuh kata cinta dari Rabb penguasa alam. Dibuka dan dibaca. Alhamdulillah satu muka halaman selesai dan akan dibacalagi setelah sholat fardu lainnya dan waktu kosong yang melalaikan. Karna teringat sabda kekasih hati bahwa amalan yang baik adalah amalan yang kontinyu walaupun sedikit-sedikit,amalan yang terus menerus walaupun hanya sekedar mampunya saja. Dan tidak sesekali banyak tetapi setelah itu lalai dikerjakan dalam jangka waktu panjang.
Membaca satu huruf adalah satu kebaikan dan dilipatgandakan sepuluh kebaikan-kebaikan. Padahal didalam al Quran ada 333.671 .huruf, 77.934 kosa kata, 6666 ayat, 114 surat, dan 30 juz. Coba kalikan berapa kebaikan ketika Al Quran sudah usai dilantunkan? Subhanallah. Barakallah fikum ya akhi.
Detik demi detik akan terus berputar. Menit demi menit akan selalu berlarian, dan mataharipun molai mengantuk dari atas singgasananya. Diharapkan ingat akan Allah selalu terjaga di dalam hati. Mengawali perbuatan dengan bismillah sebagai suatu pelajaran dari nabi bahwa setiap amal terputus ketika tidak diawali dengan lantunan atas nama Allah. Kata kata terindah setelah Al Quran pun selalu ingin dihidupkan, subhanallah, walhamdulillah, laaillaha illallah, allahuakbar.
Teringat buku bacaan yang berjudul sehari dirumah Rasulullah. Yang membahas bagaimana ahlaq Nabi, bagaimana bicara Nabi, bagaimana tidur Rasulullah, bagai mana tangis Nabi, bagaimana sifat hilm-rifq dan sabar Nabi, bagaimana hubungan dengan tetangga, bagaimana keberanian Nabi, bagaimana senyum Nabi, bagaimana bercanda Nabi, bagaimana dermawannya Nabi. Subhanallah. Ingin hati terwarnai dengan beribu warna pelangi uswah-uswah dari rasulullah.
Hari semakin sore sholat-sholat fardhu usai ditegakkan berharap pemberitaan
Slamat tidur wahai badan
Moga waktu akhirmu dalam khusnul khatimah. Dan hidupmu dalam keberkahan dari Allah.


